Senin, 26 Juli 2010

Teror Ledakan Gas


Dr. Ashari dan Noordin M Top mungkin sudah di neraka, tapi aksi teror yang mereka lakukan tidak serta-merta hilang begitu saja. Dua orang biang keladi ledakan bom asal Malaysia tersebut ternyata mewariskan kemampuan ngebomnya pada warga Indonesia, termasuk pada orang-orang di lembaga pemerintahan. Salah satunya kita bisa lihat dengan melahirkan kebijakan 'buru-buru' konversi minyak tanah ke gas. Alhasil, karena minimnya sosialisasi, standar keamanan, pengawasan dan pengetahuan masyarakat tentang penggunaan gas mengakibatkan banyak ledakan hampir tempat di seluruh Indonesia. Hal ini sudah barang tentu menjadi sebuah kesuksesan tersendiri bagi Osama Bin Laden dan konco-konconya (lihat komik di atas) karena tidak perlu lagi buang biaya dan tenaga melatih kader untuk melakukan bom bunuh diri di Indonesia. 

Berita Terkait:
http://www.detiknews.com - ledakan gas Tanjung Duren
http://www.detiknews.com - trauma ledakan korban buang tabung gas 3 kg
http://www.antaranews.com - pertamina catat 54 kasus ledakan gas
http://nasional.vivanews.com - tabung gas meledak di bandung dua luka
http://news.okezone.com - takut gas meledak warga beralih gunakan kayu bakar

Minggu, 25 Juli 2010

Pajak oh Pajak


"Gak bayar pajak? apa kata dunia?"
Kira-kira begitulah pemerintah menumbuhkan kesadaran rakat untuk bayar itu pajak. Tanpa himbauan, pemerintah bisa aja koq se'enak udel'nya bikin pajak ini-itu sebab pemerintah punya hak 'memaksa'.
Akan tetapi kalau pajak itu terus-terusan ditilep sama orang-orang semacam Gayus atau pemerintah foya-foya anggaran dari pendapatan pajak yang dibebankan kepada rakyat. Lama-kelamaan rakyat juga bisa berontak. Ingat peristiwa dihukum pancungnya Louis XVI dan permaisurinya yang gemar foya-foya? Nah, bisa aja pemerintah nanti 'dipancung' oleh rakyat kalau terus semena-mena.

Berita Terkait:

Minggu, 18 Juli 2010

Konvoi Presiden



Melalui surat pembaca di suatu surat kabar, Hendra NS menceritakan perasaan traumanya jika bertemu iring-iringan mobil rombongan Presiden. Sebab, ia dan putrinya merasa mendapatkan intimidasi dari seorang oknum Patwal (patroli dan pengawalan) selama proses menunggu konvoi kendaraan sang presiden lewat. 
Nah, komik di atas hanya perkiraan ilustrasi tentang kearoganan para pengawal presiden tersebut. 

Ps: kalo kesindir jangan ngambek yah 






Berita terkait: